1.
Hakikat
Bisnis
Hakikat bisnis
adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia ( produk atau jasa ) yang
bermanfaat bagi masyarakat. Businessman (Seorang pebisnis) akan selalu melihat
adanya kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayani secara baik
sehingga masyarakat menjadi puas dan senang. Dari kepuasan masyarakat itulah si
pebisnis akan mendapatkan keuntungan dan pengembangan usahanya.
Dalam
ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis
kata bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu "business" , dari kata
dasar "busy" yang berarti "sibuk" dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
2. Karakteristik Profesi Bisnis
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat
yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan
khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan
standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada
kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk
menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional
biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
a. Tanggung Jawab
·
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
·
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan rang lain
atau mastarakat pada umumnya.
b. Keadilan
·
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya.
c. Otonomi
·
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki
dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.
d. Prinsip Integritas
Moral
·
Prinsip ini merupakan tuntutan kaum profesional atas dirinya
sendiri bahwa dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak akan sampai merusak
nama baiknya serta citra dan martabat profesinya.
3. Pergeseran pradigma dari pendekatan stockholder ke stakeholder
3. Pergeseran pradigma dari pendekatan stockholder ke stakeholder
Pergeseran
paradigma dari
pendekatan stockholder kependekatan
stakeholder dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
4. Tanggung Jawab Moral dan Sosial Bisnis
Tanggung jawab perusahaan adalah tindakandan kebijakan
perusahaan dalam berinteraksi yang didasarkan pada etika. secara umum etika
dipahami sebagai aturan tentang prinsip dan nilai moral yang mengarahkan
perilaku sesorang atau kelompok masyarakat mengenai baik atau buruk dalam
pengambilan keputusan. Menurut Jones, etika berkaitan dengan nilai-nilai
internal yang merupakan bagia dari budaya perusahaan dan membentuk keputusan
yang berhubungan dengan tanggung jawab social.
Terdapat 3 pendekatan dalam pembentukan tanggung jawab
social:
1. pendekatan moral yaitu tindakan yang didasrkanpada prinsip kesatuan
2. pendekatan kepentingan bersama yaitu bahwa kebijakanmoral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran dan kebebasan yang bertanggung jawab
3. kebijakan bermanfaat adalh tanggup jawab social yang didasarkan pada nilai apa yang dilakukan perusahaan menghasilakn manfaat besar bagi pihak berkepentuingan secara adil.
1. pendekatan moral yaitu tindakan yang didasrkanpada prinsip kesatuan
2. pendekatan kepentingan bersama yaitu bahwa kebijakanmoral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran dan kebebasan yang bertanggung jawab
3. kebijakan bermanfaat adalh tanggup jawab social yang didasarkan pada nilai apa yang dilakukan perusahaan menghasilakn manfaat besar bagi pihak berkepentuingan secara adil.
5.
Kode Etik Perusahaan
Kode Etik (Patrick Murphy) atau kadang-kadang disebut code of
conduct atau code of ethical conduct ini, menyangkut kebijakan etis perusahaan
berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernah timbul dimasa
lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok,
menerima hadiah, sumbangan dan sebagainya. Latar belakang pembuatan Kode Etik
adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur dan kegiatan
perusahaan. Bila Perusahaan memiliki Kode Etik sendiri, mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya.
CONTOH KASUS ETIKA BISNIS
Pada
kondisi saat ini, setiap pelaku bisnis jelas akan semakin berpacu dengan
waktu serta negara-negara lainnya, agar terwujudnya suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Tentunya semua perusahaan harus sudah mengacu kepada implementasi GCG yang sudah bisa ditawar-tawar lagi, sehingga dapat dikatakan bahwa bisa atau tidak bisa yang pada akhirnya tetap berusaha dan bukan merupakan suatu kebutuhan. Selain itu, memang belum adanya sangsi yang tegas dari pihak regulaor dalam hal ini pemerintah yaitu jika bagi perusahaan yang tidak menerapkan GCG. Dibeberapa negara maju, GCG saat ini sudah dianggap sebagai suatu aset perusahaan yang sangat bermanfaat, misalnya GCG akan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemenang saham dan mempermudah akses ke pasar domestik maupun ke luar negeri (global) serta tidak kalah pentingnya dapat membawah citra perusahaan yang positif dari masyarakat.
waktu serta negara-negara lainnya, agar terwujudnya suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Tentunya semua perusahaan harus sudah mengacu kepada implementasi GCG yang sudah bisa ditawar-tawar lagi, sehingga dapat dikatakan bahwa bisa atau tidak bisa yang pada akhirnya tetap berusaha dan bukan merupakan suatu kebutuhan. Selain itu, memang belum adanya sangsi yang tegas dari pihak regulaor dalam hal ini pemerintah yaitu jika bagi perusahaan yang tidak menerapkan GCG. Dibeberapa negara maju, GCG saat ini sudah dianggap sebagai suatu aset perusahaan yang sangat bermanfaat, misalnya GCG akan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemenang saham dan mempermudah akses ke pasar domestik maupun ke luar negeri (global) serta tidak kalah pentingnya dapat membawah citra perusahaan yang positif dari masyarakat.
6. Menurut Covey Sebuah Keputusan Yang Baik adalah yang bisa
menyeimbangkan keempat kompetensi, yaitu: Tubuh (PQ), Intelektual (IQ), Hati (PQ) dan Jiwa/Roh (SQ)
Saya setuju, karena setiap pengambilan keputusan
itu harus diimbangi dengan jalan pikiran kita yang cerdas dan kondisi kesehatan
prima. Sebuah keputusan tidak asal menjawab saja karena jika tidak benar-benar
teliti atau dalam keadaan emosi, keputusan itu akan menjadi tidak tepat.
*contohnya : Dalam perusahaan manajer sebagai tingkat yang tertinggi harus mengambil keputusan yang bijaksana dan memotivasi kepada karyawannya untuk bekerja sama dalam kesuksesan sebuah perusahaan.
*contohnya : Dalam perusahaan manajer sebagai tingkat yang tertinggi harus mengambil keputusan yang bijaksana dan memotivasi kepada karyawannya untuk bekerja sama dalam kesuksesan sebuah perusahaan.
SUMBER
:
SYIFA
NURJUANITA
16210802
4EA19
ETIKA
BISNIS#
DOSEN : IMMI
FISKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar