Jumat, 23 Maret 2012

Bunga Ditepi Jalan



   Sebuah pertemuan yang tidak disengaja, ternyata bisa menjadikan terjadinya sebuah hubungan. Entah itu dari hanya sebagai seorang teman, sahabat, bahkan ada juga yang seperti Bunga contohnya, yang sekarang menjadi calon isteri dari seorang cowok bernama Bima.

   Bunga, cewek manis yang pendiam, dan bisa dibilang kutu buku ini hampir tak pernah dianggap oleh teman-teman kuliahnya. Tapi dibalik itu semua dia sama seperti cewek-cewek yang lain, yang selalu bermimpi untuk menjadi seorang puteri. Tapi itu hanyalah sebuah mimpi, yang takkan pernah untuk menjadi kenyataan. Ya, hanya sebuah mimpi. Sebab, bagaimana dia bisa mewujudkan itu semua…? Kalau diapun hanya sebagai “Bunga di tepi jalan” meski sebenarnya indah, tapi tak seorangpun yang pernah menganggapnya ada. Sedang Bima, siapa sich yang tak mengenalnya…? Ketua senat githu, udah cakep, baik, supel, pinter, berduit pula. Hemmz, tak ada yang tak mengenalnya. Bahkan hampir semua cewek dikampus itu jatuh cinta dan belomba untuk bisa menjadi pacarnya. Untung mottonya adalah “aku gag mencari cewek untuk dijadikan pacar, tapi aku mencari cewek untuk dijadikan calon isteri”, jadi hanya seorang “puteri” beruntunglah yang akan dipinangnya kelak.
****
   Saat itu, bunga sedang mengendarai motor bebek kesayangannya itu dengan bisa dibilang sedikit cepat. Sebenarnya dia mempunyai firasat buruk untuk motornya, tapi akhirnya bunga tak menghiraukan apa kata hatinya. Dan ternyata, jebret…! Ditengah jalan motor yang ditumpanginya oleng, dan ternyata ban motornya itu menindas paku yang ada didepannya. “huft, dasar paku sialan. Siapa sih yang sengaja naruh paku ini ditengah jalan seperti ini…?” gerutunya, sambil memaksakan diri untuk bersedia mendorong motor bebeknya. Tapi dasar nasib sudah sial, eh didekat-dekat jalan itu tak ada sama sekali tukang tambal ban. Setelah dia berusaha mendorong motornya kira-kira yah sekitar 500m dari tempat kejadianpun tak ada yang namanya Tukang Tambal Ban, sampai akhirnya dia memutuskan berhenti sejenak di trotoar untuk beristirahat. Sambil berpangku tangan dia mulai menggerutu lagi “Tuhan…! 

    Malang sekali nasib hambaMu ini. Ban motor bocor, tak ada tukang tambal ban, tak ada dewa penolong pula. Lengkap sekali penderitaanku hari ini. Tuhan, tolong dong kirimin hambaMu ini sang penolong, pasti hamba sangat bersyukur sekali kalau ada yang menolong dan hamba pasti sangat beterima kasih sama dia. Tolong kabulkan do`a ku ya Tuhan..! Aamiin….”. Ternyata do`a orang teraniaya itu lebih cepat untuk dikabulkan lho..!, apalagi sepertinya sang dewi amor sedang menghampirinya, karena lansung ada cowok yang tiba-tiba berhenti pas didepan motor Bunga. Dan secara kebetulan pula dia juga bawa motor tuch, dan setelah si cowok itu membuka helm yang sedang dipakainya keluarlah wajah asli si cowok tersebut. 


Dan ternyata deng deng… ternyata cowok itu adalah Bima. Bimapun segera mendekati Bunga “kamu Bunga khan..? ngapain dijalan gini duduk sendiri..?” sontak Bungapun kaget saat dia tau ternyata si Bimapun bisa mengenalinya “kog kamu tau namaku sich..?” Bima balik bertanya pada Bunga “lho emangnya kenapa..? gag salah khant lo` aku kenal sama anak yang satu kampus denganku…?”, “ea tak apa sich sebenarnya, Cuma heran aja. Ternyata kamu kenal juga ya sama cewek yang kuper kayak aku gini.” Jelas bunga. “agh, udalah gag usah pake acara ngebahas itu. Gag penting. Oia, kamu kenapa sendirian disini..? terus, motor kamu juga kenapa…?” Tanya si Bima dengan rada penasaran. “ea, ban motorku bocor. 

Dari mulai di depan kampus aku nyari-nyari tukang tambal ban, tapi pada tutup semua.” “jadi kamu mulai dari depan kampus sampek sini jalan sama nuntun motor ini sendirian…?”Tanya Bima “ea, gimana lagi.” Jawabnya pasrah. Tanpa pikir panjang , Bima pun langsung mendekati motor Bunga dan menuntun motor tersebut, “hei, mau kau bawa kemana motorku.?” Sontak Bunga terkaget. “ea aku bawa ke tukang tambal ban lah, udah bawa aja motorku..!” “lha terus nanti gimana..?” Tanya Bunga. “ea kamu ikutin aku dari belakang, pake aja motorku. Kita bareng-bareng nyari tukang tambal ban”. Akhirnya Bungapun menuruti kemauan Bima, dan sejak saat itu semuanya berjalan dan mengalir seperti air. Kini Bima sering, bahkan hampir setiap hari selalu “mengantar” bunga sampai depan rumahnya, meski “mengantar” dalam kutip karena jalan menggunakan motor mereka masing-masing. 

Kedekatan demi kedekatan mereka terjalin, hingga akhirnya nama Bunga pun melejit bagai roket, karena kabar kedekatan dia dengan Bima. Dan tak jarang, Bunga sering sekali dilabrak oleh cewek-cewek yang menganggap Bunga adalah saingan terberat mereka, tapi Bunga tak pernah menggubris permasalahan itu, karena pada dasarnya Bunga tak pernah merasa mereka-mereka itu adalah saingannya, sebab Bunga dan Bima tak memiliki hubungan khusus yang dikira oleh teman-temannya itu. Dan saat itu bunga menganggap Bima hanya sebagai SAHABAT, karena Bunga juga tahu diri, bahwasanya disini dia bukanlah siapa-siapa dibandingkan dengan cewek-cewek yang selalu memuja-muja si Bima. Berbeda dengan Bima, justru sebenarnya Bima merasa Bungalah yang cocok untuk menjadi pendampingnya kelak. Namun Bima masih menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan perasaanya.
****
6 bulan telah berlalu, tapi tetap masih saja Bima belum megatakan apa-apa tentang perasaannya, hingga selama itu pula hubungan diantara mereka berdua masih sebatas sahabat. Terdapat alasan tertentu, mengapa Bima tak segera menyatakan perasaannya. Alasan itu adalah karena dia kasihan terhadap Bunga, tak jarang dia juga sering datang sebagai pahlawan saat Bunga sedang menghadapi masalah-masalah yang disebabkan oleh cewek-cewek yang terlalu terobsesi terhadapnya. 

Seperti saat kampus mereka mengadakan sebuah acara perkemahan di hutan, cewek-cewek itu mengusili Bunga hingga Bunga tersesat didalam hutan dan sulit mencari jalan pulang ke tenda, hingga akhirnya Bima yang mencari dan menemukan Bunga yang sedang menggigil ketakutan sendirian di tengah hutan. “kamu gag papa..?” Tanya Bima, saking ketakutannya spontan Bunga langsung memeluk erat tubuh Bima “aku takut” “udah, semuanya baik-baik aja kog. Kita balik ke tenda yuk..!” ajak Bima sambil melepas jaket yang sedang dipakainya dan memakaikannya ke Bunga.
****
Waktu terus berlalu, dan seiring berjalannya waktu itu satu persatu cewek-cewek yang selalu usil terhadap Bunga mundur dan akhirnya menghilang. Sehingga hubungan antara Bima dan Bungapun juga malah semakin menjadi dekat. Tak pernah terfikir dalam benak bunga, bahwa semuanya akan menjadi seperti ini, bahkan dia tak pernah sekalipun untuk hanya berani membayangkannya.

“Bunga, nanti malam ada kamu ada waktu enggak..?” Tanya Bima disela waktu “gag ada sich, memangnya kenapa Bim..?” “nanti malam aku datang kerumahmu boleh enggak…?” “boleh kog, silakan aja. Pintu rumahku akan selalu terbuka untukmu.” “bener..?” Bunga hanya bisa mengangguk perlahan ketika dia melihat keseriusan dimata cowok yang ada didepannya itu. “ya udah, ntar malem aku kerumahmu, kamu siap-siap ea, (sambil berbisik) jangan lupha dandan yang cantik..!” sontak Bunga kaget mendengar kata-kata yang diucapkan Bima yang terakhir itu “buat apa..?” sambil tersenyum Bima menjawab “buat aku” dan Bimapun langsung berlalu meninggalkan Bunga yang masih binggung akan ucapanya, karena tak biasanya si Bima menjadi seperti ini.

Akhirnya malam itupun mulai berjalan, dan Bunga tanpa sadar juga mengikuti permintaan Bima. Kini jam menunjukkan pukul 7 malam, dan saat-saat itupun datang juga. Memang benar Bima datang kerumah Bunga, tapi dia tak sendirian, ternyata dia mengajak keluarga besarnya untuk ikut datang dalam malam itu. “Bima, kenapa kamu juga ngajak keluarga besarmu kesini sich..?” Bunga bingung dengan apa yang sedang dia alami itu “aku tadi kan sudah bilang, kamu siap-siap ya dan dandan yang cantik buat aku. Dan ini sebenarnya maksudku datang kesini.” “maksud kamu apha..?, sumpah aku bener-bener gag ngerti”. Tanpa berfikir panjang, didepan keluarganya dan kedua orang tua Bunga dia berlutut yang membuka sebuah kotak kecil berisikan cincin berlian yang sangat cantik “maukah kau menjadi orang terakhir dalam perjalanan cintaku, dan menjadi isteri pertama serta terakhirku..?” what..? ternyata Bima tak lagi menyatakan cintanya, tetapi dia langsung ingin melamar Bunga. “tapi Bim, bagaimana dengan cewek-cewek yang sedang menggilaimu..?” “Bunga, apa selama ini kamu belum yakin kalau aku hanya menganggap mereka sebagai teman, bukan orang yang menggilai diriku..?” “ea, tapi bagaimana harus kukatakan pada mereka..?” “kamu tak perlu mengatakan apa-apa pada mereka, kamu hanya perlu menjawab pinanganku ini Bunga. Maukah kamu menjadi isteriku..?” awalnya Bunga bimbang untuk menjawab itu semua, tapi hal itu ditepisnya saat dia yakin bahwa sebenarya Bunga sangat mencintai Bima, dan saat Bunga menolehkan pandangannya kepada kedua orang tuanya dan orang tua Bima, Dia menjadi yakin akan sesuatu itu “iya Bima, aku juga mencintaimu bahkan sangat mencintaimu.” “jadi apakah kamu…?” Bungapun langsung memotong pembicaraan Bima “iya, aku mau jadi isterimu” sambil tersenyum, Bima langsung menyematkan cincin berlian itu kejari manis Bunga dan langsung mencium tangannya. Dan sejak saat itu hubungan mereka dari hanya sekedar sahabat langsung naik 2 tingkat menjadi sepasang calon suami isteri.
Sekian….


SYIFA NURJUANITA
16210802
2EA19

Kamis, 22 Maret 2012

PERILAKU KEORGANISASIAN

Intisari dari buku Perilaku Organisasi
Prof. Dr. Makmuri Muchlas, Msc

Buku Perilaku Organisasi yang ditulis oleh Prof. Dr. Makmuri Muchlas, Msc adalah tentang 2 hal yaitu manusia dan organisasi. Seperti yang kita tahu bahwa manusia itu unik, beda manusia dengan mesin (dalam buku ini disebutkan sebagai sumber daya organisasi) adalah terletak pada kemampuan merespon sesuatu. Mesin akan memberikan respon yang sama jika diberikan input yang sama, sedangkan manusia tidak, suatu input yang sama akan menghasilkan output yang berbeda jika diberikan pada orang yang berbeda.
Organisasi mempunyai nilai, kultur dan budaya yang dipegang teguh  oleh organisasi dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tentu saja nilai yang terkandung dalam organisasi itu terkadang tidak sesuai dengan nilai yang selama ini dipegang teguh oleh tiap individu dan kelompok dalam organisasi. Hal itu disebabkan oleh karakteristik, sikap mau pun motivasi yang dimiliki oleh individu tersebut yang dalam buku ini sudah dijelaskan secara panjang lebar, ternyata juga mempengaruhi gaya kepimimpinan dan minatnya pada pekerjaan serta terkadang timbul konflik, atau yang paling parah adalah menimbulkan stress.
Sementara organisasi terus bertumbuh, orang-orang didalamnya semakin unik, konflik semakin tak terhindarkan, sehingga disini perlu seni manajemen stress dan konflik, serta seni memanage manusia untuk mengatasinya. Secara keseluruhan buku ini menjelaskan tentang pengertian dan model perilaku organisasi, perilaku dalam konteks global, dasar-dasar perilaku individual, persepsi dalam perilaku organisasi, nilai-sikap dan perilaku organisasi, konsep motivasi,dasar perilaku kelompok, komunikasi dalam organisasi, kekuatan dan politik dalam perilaku organisasi, manajemen perubahan, konflik, budaya organisasi, hingga akhirnya bagaimana mengatasi stress di tempat kerja.
Menurut Robins, perilaku organisasi adalah ilmu yang menyelidiki dampak dari pengaruh individu, kelompok dan struktur dalam organisasi terhadap perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya yang bertujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam meningkatkan efisiensi organisasi. Berdasarkan definisis tersebut, elemen-elemen kunci dalam perilaku organisasi adalah manusia, struktur, teknologi dan lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi. Ketiga elemen pertama selalu berinteraksi satu sama lain dan dipengaruhi oleh dan mempengaruhi lingkungan luarnya.
Ada empat model dalam perilaku organisasi yaitu otokratik, kastodial, suportif dan kolegial. Model-model ini dalam prakteknya adalah sesuatu yang bisa berubah secara evolusioner, sesuatu yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan karyawan, sesuatu yang dapat mengikuti kecenderungan menuju model-model yang lebih baru, dan sesuatu dimana salah satu model dapat diaplikasikan dengan sukses pada situasi-situasi tertentu.
Ekonomi global memberikan tantangan bagi para manajer yang semula hanya beroperasi secara nasional saja. Mereka menghadapi ssstem-sistem hokum dan politik, situasi ekonomi dan kebijaksanaan perpajakan yang berbeda, tetapi mereka juga harus mengerti dan mengikuti berbagai kultur nasional, yaitu nilai-nilai penting yang dipraktekkan, yang memberikan kekhususan pada negara-negara yang bersangkutan. Setiap gerakan manusia dari satu negara ke negara lain akan menimbulkan kebingungan, disorientasi, dan ketegangan emosional yang disebut sebagai cultural shock. Perbedaan kultur lokal pun sering mewarnai para karyawan di perusahaan-perusahaan besar. Oleh karena itu, keberhasilan seorang top manajersangat bergantung pada kejeliannya dan kemampuannya mengatasi masalah-masalah ini dengan seni manajemen yang didasarkan pada perilaku organisasi ini.
Karakteristik biografik, kemampuan, kepribadian dan proses belajar merupakan  dasar-dasar perilaku individual. Mengenai ciri-ciri kepribadian dapat ditarik kesimpulan menurut teori Holland yaitu tentang penyesuaian kepibadian dengan pekerjaan. Dalam perilaku organisasi, proses belajar adalah perubahan perilaku yang relative permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman hidup. Jadi kita tidak melihat proses belajarnya, tetapi melihat perubahan-perubahan yang terjadi akibat dari proses belajar tersebut.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterprestasikanimpresi sensorisnya supaya dapat memberikan arti kepada lingkungan sekitarnya (Robins, 1993). Selektivitas persepsi ini dipengaruhi oleh factor perhatian luar seperti intensitas, ukuran, kontras, repetisi, gerakan, keterbaruan, keterbiasaan dan factor perhatian dalam yang terdiri dari proses belajar, motivasi dan kepribadian.
Dalam kultur kita nilai-nilai tertentu telah berkembang selama ini, dan secara berkesinambungan terus dipelihara dan ditingkatkan. Sikap adalah sesuatu yang kompleks yang didefinisikan sebagai pernyataan-pernyataan evaluative,baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan atau penilaian-penilaian mengenai obyek,manusia, atau peristiwa-peristiwa (Robins, 1989). Sikap tidak  mempunyai hubungan sebab akibat dengan perilaku. Kalaupun ada hubungan, disebabkan oleh variable perantara seperti kekhususan sikap seseorang,batsan social terhadap perilaku seseorang dan pengalaman dengan sikap yang dipertanyakan.
Dalam sebuah organisasi motivasi adalah kemauan untuk berjuang/berusaha ketingkat yang lebih tinggi menuju tercapainya tujuan organisasi dengan syarat tidak mengabaikan kemampuannya untuk mencapai kepuasan dan pemenuhan kebutuhan pribadi. Kemampuan, pengetahuan pekerjaan, kepuasan, emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai adalah factor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Orang yang memiliki motivasi tinggi, memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang pekerjaannya, memiliki kebutuhan meningkat dan puas dengan pekerjaannya, dan rekan-rekannya.
Manajemen modern perlu mempelajari perilaku karyawan dalam kelompok. Alasan manusia bergabung dalam kelompok antara lain adalah rasa aman, status, harga diri, afiliasi, kekuatan dan pencapaian tujuan. Dinamika kelompok mengutamakan adanya interaksi dan pertukaran pengaruh diantara sesame anggota kelompok dalam sebuah situasi social. Jika konsep ini diaplikasikan pada studi tentang perilaku organisasi, sebaiknya konsep ini difokuskan pada dinamika para anggota kelompok baik formal mau pun informal dalam organisasi.
Komunikasi adalah pemindahan informasi. Sehingga harus ada pesan, pemberi informasi dan penerima informasi. Komunikasi formal maupun informal dalam organisasi berguna untuk memenej sikap dan perilaku para anggota dalam organisasi tersebut. Umpan balik dapat untuk mengecek apakah informasi sudah diterima dengan baik. Komunikasi organisasi terdiri dari komunikasi keatas, komunikasi ke bawah dan komunikasi horizontal.
Kekuatan adalah kapasitas seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain sehingga mau melakukan sesuatu yang dia sendiri tidak memiliki pilihan lain untuk tidak melakukannya (Robbins, 1993, Mitchell, 1985). Semakin besar kekuatan semakin besar pula ketergantungan. Jika orang berkumpul dalam suatu kelompok, pencarian kekuatan akan diperjuangkan masing-masing. Mereka yang mempunyai keterampilan politik memiliki kemampuan untuk menggunakan basis kekuatannya secara efektif.
Organisasi bisa bertahan karena kemampuannya mengatasi perubahan. Perubahan bisa bersifat proaktif kalau salah satu kekuatan dari perubahan itu mengarahkan organisasi pada keputusan bahwa perubahan khusus memang diinginkan, bisa juga bersifat reaktif bila salah satu dari kekuatan perubahan itu memang dianggap perlu untuk mengimplementasikan sebuah perubahan. Enam dari tehnik-tehnik yang paling umum digunakan untuk mengatasi pertentangan terhadap perubahan adalah pendidikan dan komunikasi, partisipasi dan keterlibatan,bantuan, intensif, manipulasi dan kooptasi serta ancaman hukuman.
Stres adalah respon yang adaptif, dimediasi oleh perbedaan-perbedaan individual dan atau proses psikologi dan merupakan sebuah konsekuensi dari tindakan atau situasi eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis dan perilaku individu dalam organisasinya. Manajemen Stres bisa dilakukan secara pendekatan individual, terapi kelompok dan pendekatan organisasi
Perilaku interaktif dapat terjadi pada tingkat individual, interpersonal, kelompok atau organisasi. Hal ini sering menimbulkan konflik pada tingkatan tersebut. Ada lima cara intense mengatasi konflik yaitu kompetisi, kolaborasi, menghindari, akomodasi dan kompromi
Budaya organisasi memiliki beberapa karakteristik umum yaitu: norma,nilai-nilai yang dominan, filosofi, aturan dan iklim organisasi. Meskipun budaya organisasi dapat berkembang, kita perlu memulai budaya organisasi yang tentu saja disesuaikan dengan perubahan organisasi serta terkadang mempertahankan budaya-budaya yang kita anggap masih relevan melalui langkah sosialisasi. Budaya organisasi terdiri dari tipe terbuka dan partisipatif. Perspektif tentang budaya organisasi terdiri dari integrasi, differensiasi dan fragmentasi. Meyerson dan Martin (1987) mempunyai argumentasi yang penting untuk mengerti sepenuhnya budaya organisasi agar bisa menganalisis sebuah situasi dari sebuah perspektif. Penting untuk waspada terhadap hal-hal : proses-proses yang menghasilkan keharmonisan dan konsesus, factor cultural yang berdasarkan perbedaan dan inkonsistensi serta keraguan yang lebih merupakan status natural dari pada stase temporer sebelum sebuah corak yang regular ditempatkan.

1. Hal yang perlu didiskusikan dari buku tersebut:
Informasi yang saya temukan dari buku ini semuanya penting, beberapa kasus yang tertulis juga menarik untuk dikaji lebih lanjut, tapi saya telah mengaris bawahi beberapa point penting yang menurut saya layak didiskusikan yaitu :
  1. Pengembangan organisasi: Prinsip-prisip PO mengutamakan pertumbuhan kemanusiaan dan organisasi, proses-proses kolaboratif dan patisipatif, dan spirit untuk selalu bertanya. Di sini dijelaskan bahwa agen perubahan dalm organisasi bisa bersifat direktif tetapi tetap kolaborasi. PO dapat dipikirkan sebagai jalan menuju penguatan motivasi intrinsic (empowerment) apabila disertai intervensi-intervensi yang bisa membantu terciptanya iklim kepercayaan, keterbukaan dan suportivitas yaitu: latihan sensitivitas, penelitian umpan balik,konsultasi proses, pembinaan tim, dan pengembangan antar kelompok.
  2. Konflik: Terus terang saya tidak setuju dengan pendapat tradisional yang mengatakan bahwa konflik itu jelek dan harus dihindari, saya lebih setuju dengan pendapat ketiga yaitu pendapat interaksionis dimana dengan penjagaan minimalis konflik bisa membuat organisasi menjadi hidup, kritis dan kreatif. Bagaimana mengatasi konflik juga dijelaskan panjang lebar dalam buku ini.
  3. Stress di tempat kerja: Dengan pendekatan organisasi, beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya stress dapat dikontrol oleh manajemen melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, pendesainan kembali pekerjaan, pengambilan keputusan secara partisipatif, komunikasi organisasi,program-program kebugaran.
2. Kritis saya tentang buku tersebut:
Buku ini menarik jika dibaca secara serius. Pertama kali saya sebenarnya berniat untuk mengkritisi ketebalan dari buku ini, bahkan saya sempat chating dengan rekan saya sesama mahasiswa MMF tentang ketebalan buku ini, terus terang agak malas juga baca buku tebal, tapi ups… setelah saya baca bagian belakang dari sampul buku ini, saya jadi senyum-senyum sendiri, ternyata kritik tersebut telah dijawab oleh penulis, dan saya juga membuktikan bahwa tebalnya buku ini disebabkan kayanya buku ini akan informasi tentang perilaku organisasi. Dalam buku ini telah disinggung mengenai IQ dan EQ tapi belum disinggung melalui SQ, sementara ketiga hal tersebut tidak bisa dipisahkan.
Dalam buku ini, saya membaca tentang kepribadian, dimana kepribadian ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, situasional, dan watak kepribadian dikelompokan sebagai tipe introversi, kontroversi, sementara saya pernah membaca buku karya Florence Littauer, “Personality plus”, dimana disitu disebutkan bahwa Hippocrates telah mengelompokan 4 watak dasar manusia yaitu melankolis, plegmatis, sanguinis, dan koleris, dan sebagai pengayaan pengetahuan saya saja, selama ini 4 watak dasar itulah yang menjadi dasar saya dalam bergaul dengan teman-teman saya, bahkan saya bisa menebak watak satu persatu teman saya berdasarkan kriteria ini, tapi saya agak heran jika buku ini tidak memuat hal tersebut, mungkin hal ini disebabkan ketidaktahuan saya saja, karena mungkin teori 4 watak dasar menurut Hipokrates sudah terlalu tua dan atau mungkin telah ditumbangkan oleh teori baru.
Setelah membaca buku tersebut, saya menemukan beberapa pencerahan, terutama pada beberapa point yang saya sebutkan pada soal nomer 2. Beberapa buku yang saya baca, salah satunya buku “Berdamai dengan diri anda sendiri” yang ditulis oleh Harold H. B, membahas tentang sindrom Achilles, dan beberapa waktu yang lalu saya sempat mengalaminya. Tetapi buku Harold tersebut lebih berbicara mengenai penyembuhan diri sendiri, sebab-sebab timbulnya Achilles syndrome itu sendiri kurang dibahas lebih lanjut, dan ternyata pertanyaan saya terjawab melalui buku perilaku organisasi ini, pada point konflik tentu saja walau pun dalam buku ini tidak disebutkan secara langsung tentang Achilles Syndrome.

3. Pendapat saya tentang buku tersebut:
Menurut pendapat saya, buku ini sangat bermanfaat karena kaya akan informasi mengenai perilaku organisasi, hubungan individu dan organisasi serta manajemen manusia. Buku ini memuat segala dinamika manusia sebagai pelaku organisasi dan pengatasan masalah yang timbul dalam organisasi serta variabel-variabel yang termatup dalam penelitian motivasi dan merupakan referensi yang cocok bagi para eksekutif mau pun para pelaku organisasi lain.

SYIFA NURJUANITA
16210802

Minggu, 04 Maret 2012

TUGAS 1 SOFTSKILL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN



MAKALAH
HUKUM PAJAK INTERNASIONAL

 DISUSUN OLEH:
SYIFA NURJUANITA
16210802
2EA19

DOSEN PEMBIMBING
GATOT SUBIYAKTO

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1-MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2011/2012

I. PENDAHULUAN
Dalam dunia yang serba modern seperti sekarang ini, tidaklah ada suatu negara yang dapat mengasingkan diri dari pergaulan internasional. Pergaulan antar negera-negara yang berdaulat dan merdeka sudah tentu harus diatur. Perhubungan-perhubungan hukum pada umumnya yang telah ada di antara negara-negara itu, telah diatur dalam himpunan peraturan-peraturan yang disebut “hukum antar negara”.
Demikian pula halnya yang dikehendaki oleh negara-negara berhubungan dengan tugasnya sebagai pemungut pajak. Maka dicarilah salah satu undang-undang kesepakatan kerjasama yang erat dalam lapangan-lapangan perpajakan.
II. PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hukum Pajak Internasional
Pengertian hukum pajak ini dapat dibagi menjadi dua bagian dari pendapat ahli hukum pajak, yaitu:
1. Menurut pendapat Prof. Dr. Rochmat Soemitro, bahwa hukum pajak internasional adalah hukum pajak nasional yang terdiri atas kaedah, baik berupa kaedah-kaedah nasional maupun kaedah yang berasal dari traktat antar negara dan dari prinsif atau kebiasaan yang telah diterima baik oleh negara-negara di dunia, untuk mengatur soal-soal perpajakan dan di mana dapat ditunjukkan adanya unsur-unsur asing.
1. Menurut pendapat Prof. Dr. P.J.A. Adriani, hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu persoalan yang diatur dalam UU Nasional mengenai pemajakan terhadap orang-orang luar negeri, peraturan-peraturan nasional untuk menghindarkan pajak ganda dan traktat-traktat.
Persoalan yang terjadi dalam hukum pajak ini ialah apakah hukum pajak nasional akan diterapkan atau tidak? Hukum pajak internasional juga merupakan norma-norma yang mengatur perpajakan karena adanya unsur asing, baik mengenai objeknya maupun subjeknya.

B. Kedaulatan Hukum Pajak Internasional
Berbicara masalah Hukum Pajak Internasional, khususnya Hukum Pajak Internasional Indonesia secara umum dapat dikatakan barlaku terbatas hanya pada subjeknya dan objeknya yang berada di wilayah Indonesia saja. Dengan kata lain terhadap orang atau badan yang tidak bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia pada dasarnya tidak akan dikenakan pajak berdasarkan UU Indonesia. Namun demikian, Hukum Pajak Internasional dapat berkaitan dengan subjek maupun objek yang berada di luar wilayah Indonesia sepanjang ada hubungan yang erat dalam hal terdapat hubungan ekonomis atau hubungan kenegaraan dengan Indonesia.
UU No. 7 Tahun 1983 tentang PPh sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 Tahun 2000 (UU PPh) khususnya dalam pasal 26 diatur bahwa terhadap WP luar negeri yang memperoleh penghasilan dari Indonesia antara lain berupa bunga, royalti, sewa, hadiah dan penghargaan, akan dikenakan PPh sebesar 20% dari jumlah bruto. Pasal ini menunjukkan bahwa contoh adanya hubungan ekonomis antara orang asing dengan penghasilan yang diperoleh di Indonesia.
Dalam hukum antar negara terdapat suatu asas mengenai kedaulatan negara yang dinyatakan sebagai kedaulatan setiap negara untuk dengan bebas mengatur kepentingan-kepentingan rumah tangganya sendiri, dalam batas-batas yang ditentukan oleh hukum antar negara dan bebas dari pengaruh kekuasaan negara lain. Sesuai dengan asas yang dimaksud di muak, maka kedaulatan perpaajakan sebagai spesial dari gengsi kedaulatan negera dapat dinyatakan sebagai kedaulatan suatu negara untuk bertindak merdeka dalam lapangan pajak.

C.    Sumber-sumber Hukum Pajak Internasional
Prof. Dr. Rochmat Soemito dalam bukunya “Hukum Pajak Indonesia, menyebutkan bahwa ada bebarapa sumber hukum pajak internasional, yaitu:
1. Hukum Pajak Nasional atau Unilateral yang mengandung unsur asing.
2. Trakat, yaitu kaedah hukum yang dibuat menurut perjanjian antar negara baik secara bilateral maupun multilateral.
3. Keputusan Hakim Nasional atau Komisi Internasional tentang pajak-pajak internasional.
Sedangkan dalam buku “Pengantar Ilmu Hukum Pajak” karangan R. Santoso Brotodihardjo, S.H. menyatakan bahwa sumber-sumber formal dari hukum pajak internasional, yaitu:
1. Asas-asas yang terdapat dalam hukum antar negara
2. Peraturan-peraturan unilateral (sepihak) dari setiap negara yang maksudnya tidak ditujukan kepada negara lain.
3. Traktat-traktat (perjanjian) dengan negera lain, seperti:

a. Untuk meniadakan atau menghindarkan pajak berganda.
b. Untuk mengatur pelakuan fiskal terhadap orang-orang asing.
C Untuk mengatur soal pemecahan laba di dalam hal suatu perusahaan atau seseorang mempunyai cabang-cabang atau sumber-sumber pendapatan di negara asing.

D. Terjadinya Pajak Berganda Internasional
Pajak berganda internasional umumnya terjadi karena pada dasarnya tidak ada hukum internasional yang mengatur hal tersebut sehingga terjadi bentrokan hukum antar dua negara atau lebih. Velkenbond memberikan pengertian bahwa pajak berganda internasional terjadi apabila pengenaan pajak dari dua negara atau lebih saling menindih sedemikian rupa, sehingga orang-orang yang dikenakan pajak di negara-negara yang lebih dari satu memikul beban pajak yang lebih besar daripada jika mereka dikenakan pajak di satu negara saja. Beban tambahan yang terjadi tidak semata-mata disebabkan karena perbedaan tarif dari negara-negara yang bersangkutan, melainkan karena dua negara atau lebih secara bersamaan memungut pajak atas objek dan subjek yang sama.
 Selanjutnya Prof. Rochmat Soemitro menjelaskan bahwa ada beberapa sebab terjadinya pajak berganda internasional, yaitu:
1. Subjek pajak yang sama dikenakan pajak yang sama di beberapa negera, yang dapat terjadi karena:
a. Domisili rangkap                                                  
b. Kewarganegaraan rangkap
c. Bentrokan atas domisili dan asas kewarganegaraan.
2. Objek pajak yang sama dikenakan pajak yang sama di beberapa negara.
3. Subjek pajak yang sama dikenakan pajak di negara tempat tinggal berdasarkan atas wold wide incom, sedangkan di negera domisili dikenakan pajak berdasarkan asas sumber.

E. Cara Penghindaran Pajak Berganda Internasional
Ada dua cara untuk menghindari pajak berganda internasional, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1.   Cara Unilateral
Cara ini dilakukan dengan memasukkan ketentuan untuk menghindari pajak berganda dalam UU suatu negara dengan suatu prosedur yang jelas. Pengguanaan cara ini merupakan wujud kedaulatan suatu negara untuk mengatur sendiri masalah pemungutan pajak dalam suatu UU.
2. Cara Bilateral atau Multilateral
Cara Bilateral atau Multilateral dilakukan melalui suatu perundingan antar negara yang berkepentingan untuk menghindarkan terjadinya pajak berganda. Perjanjian yang dilakukan secara bilateral oleh dua negara, sedangkan multelateral dilakukan oleh lebih dari dua negara, yang lebih dikenal dengan sebutan traktat atau tax treaty. Proses terjadinya perjanjian secara bilateral maupun multilateral tentu akan membutuhkan waktu yang cukup lama karena masing-masing negara mempunyai prinsip pemajakannya masing-masing sesuai dengan kedaulatan negaranya sendiri.                                   

F. Kedudukan Hukum Perjanjian Perpajakan
Bagaimana kedudukan hukum suatu perjanjian perpajakan yang diadakan antara Indonesia dengan negara lain? Bila ditelusuri dasar hukum bisa diadakannya perjanjian perpajakan antar negara, maka kita kembali pada konstitusi yaitu pasal 11 ayat (1) UUD 1945 beserta perubahannya. Mengacu pada dasar hukum tersebut, tentu saja akan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karenanya, dengan pertimbangan kepraktisan khusus dalam lalu lintas hukum internasional antara Indonesia dengan negara-negara lain yang cukup intensif, maka tidak diperlukan lagi persetujuan DPR tetapi cukup diberitahukan saja.
Berdasarkan ketentuan Pasal 11 UUD 1945 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan hukum perjanjian perpajakan adalah sama dengan UU Nasional seperti UU tentang PPh. Kedudukan hukum perjanjian perpajakan tidak lebih tinggi dari UU Perpajakan Nasional.

III. KESIMPULAN
Hukum Pajak Internasional merupakan norma-norma yang mengatur perpajakan karena adanya unsur asing, baik mengenai subjek maupun objeknya. Dan para ahli hukum pajak juga banyak memberikan definisi tentang hukum pajak internasional salah satunya yaitu; Prof. Dr. P.J.A. Adriani, seorang ahli yang banyak menulis buku tentang perpajakan.
Kemudian sumber-sumber hukum pajak internasional terdiri dari:
1. Hukum Pajak Nasional.
2.  Traktat
3.  Keputusan Hakim Nasional.
Dan kedudukan Hukum Perjanjian Perpajakan adalah sama dengan UU Nasional seperti UU tentang PPh, kedudukan hukum tax treaty tidak lebih tinggi dari UU Perpajakan Nasional.

IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA 
1. Brotodihardjo Santoso, 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung: PT. Refika Aditama.
2. Ilyas B. Wirawan, dkk, 2007, Hukum Pajak, Jakarta: Salemba Empat.
3. Agus Setiawan, Ak., Pajak Internasional, Jakarta: Pusdiklat Pajak, 2006.